Segala puji bagi Allah. Salawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah, para sahabatnya, dan segenap pengikut setia mereka.
Amma ba’du.
Kaum muslimin yang dirahmati Allah, bulan Ramadhan memberikan sebuah pelajaran yang sangat berharga bagi kita dalam memelihara keimanan. Sebagaimana kita ketahui, bahwa iman adalah pembenaran di dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan anggota badan. Iman menjadi bertambah dengan ketaatan dan bekurang karena kemaksiatan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Iman itu terdiri dari tujuh puluh lebih cabang dan yang paling tinggi darinya adalah ucapan laa ilaha illallah dan yang paling rendahnya adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan rasa malu adalah salah satu cabang keimanan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Keimanan itu harus berakar dari dalam hati dan dibuktikan dengan amal perbuatan. Sebagaimana yang dikatakan oleh Hasan al-Bashri rahimahullah, “Bukanlah iman itu semata-mata dengan berangan-angan atau memperindah penampilan. Akan tetapi iman adalah apa-apa yang bersemayam di dalam hati dan dibuktikan dengan amalan.”
Allah mewajibkan ibadah puasa ini kepada orang-orang yang beriman. Karena dengan keimanan itulah mereka akan tunduk kepada perintah dan larangan Allah. Karena dengan keimanan itulah mereka akan mau menahan dari makan dan minum serta pembatal-pembatal puasa dari sejak pagi hingga sore. Sungguh ini adalah sebuah pelajaran keimanan bagi hamba.
Karena itulah, orang yang bisa memetik pahala puasa adalah yang melandasi ibadahnya di atas keimanan dan berharap akan pahala dari-Nya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa berpuasa Ramadhan dalam keadaan beriman dan mengharapkan pahala niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dengan keimanan itulah kaum bertauhid akan meraih keamanan dan petunjuk dari Allah subhanahu wa ta’ala. Allah berfirman (yang artinya), “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuri imannya dengan kezaliman/syirik, mereka itulah orang-orang yang akan mendapatkan keamanan dan mereka itulah orang-orang yang diberikan petunjuk.” (al-An’am : 82)
Demikian faidah singkat yang bisa kami sajikan dalam kesempatan ini. Semoga bisa menjadi pengingat bagi kita untuk terus menjaga puasa dari hal-hal yang merusaknya. Wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa sallam. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin.
Yogyakarta, 3 Ramadhan 1437 H